Sabtu, 16 Januari 2010
Jumat, 09 Oktober 2009
Senin, 05 Oktober 2009
Jumat, 02 Oktober 2009
Sabtu, 12 September 2009
RUTE BEUS DAMRI BANDUNG
Leuwi Panjang » Dipatiukur (PP)
» Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Kebon Jati - Otista - Stasion - Perintis Kemerdekaan - Wastu Kencana - Riau - Ir. H. Juanda - Dipati Ukur
« Dipati Ukur - Ir. H. Juanda - Merdeka - Perintis Kemerdekaan - Suniaraja - Otista - BKR - Leuwi Panjang
Leuwi Panjang » Ledeng (PP)
» Kopo - Pasir Koja - Astana Anyar - Kebon Jati - Pasir Kaliki - Sukajadi - Setiabudi
« Setiabudi - Sukaasih - Sukajadi - Pasir Kaliki - Kebon Jati - Otista - BKR - Leuwi Panjang
Leuwi Panjang Cicaheum (PP)
» Kopo - Pasir» .Koja - Pungkur - Dewi Sartika - Alun-Alun - Banceuy - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - A.Yani
« A.Yani - Asia Afrika - Otista - BKR - Leuwi Panjang
Kebun Kelapa » Cibiru (PP)
» Dewi Sartika - Banceuy - Cikapundung - Naripan - Sunda - Veteran - A.Yani - Ujung Berung
« Ujung Berung - A.Yani - Asia Afrika - Otista - Pungkur - Dewi Sartika
Kebun Kelapa » Tanjung Sari (PP)
» M. Toha - Pungkur - Karapitan - Buah Batu - Sukarno Hatta - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor - Tanjung Sari
« Tanjung Sari - Jatinangor - Cileunyi - Cibiru - Sukarno Hatta - M. Toha
Dipatiukur » Jatinangor (PP)
» Dipati Ukur - Surapati - Diponegoro - Supratman - A.Yani - Ujung Berung - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor
« Jatinangor - Cileunyi - Cibiru - Ujung Berung - A.Yani - Jakarta - Supratman - Diponegoro - Surapati - Dipati Ukur
Cicaheum - cibeureum (PP)
» A.Yanium » C - Asia Afrika - Sudirman - Elang
« Elang - Rajawali - Kebon Jati - Otista - Stasion - Viaduct - Suniaraja - Lembong - Bungsu - Veteran - A.Yani
Alun-Alun » Ciburuy (PP)
» Asia-Afrika - Sudirman - Cimindi - Cimahi - Padalarang
« Padalarang - Cimahi - Cimindi - Rajawali - Garuda - Sudirman - Jamika - BKR - M. Toha - Pungkur - Dewi Sartika - Banceuy - Braga - Asia Afrika
Elang » Jatinangor (PP)
» Elang - Rajawali - Garuda - Sudirman - Sukarno Hatta - Cibiru - Cileunyi - Jatinangor
« Jatinangor - Sayang - Rancaekek - Cileunyi - Percobaan - Cibiru - Sukarno Hatta - Elang
Kiaracondong » Ciroyom (PP)
» Kiaracondong - Jakarta - A.Yani - Riau - Merdeka - Wastu Kencana - Pajajaran - Abdul Rahman Saleh - Jatayu
« Jatayu - ) Arjuna - Pajajaran - Watukencana - Riau - A.Yani - Kiaracondong
Kiaracondong » Sarijadi (PP
» Kiaracondong - Sukarno Hatta - Buah Batu - Lingkar Selatan - Riau - Merdeka - Wastu Kencana - Otten
« Pasteur - Surya Sumantri - Sarijadi - Surya Sumantri - Pasteur - Otten - Wastu Kencana - Riau - Lingkar Selatan - Buah Batu - Soekarno Hatta - Kiara Condong
Jumat, 11 September 2009
KAULINAN BUDAK BAHEULA
Permainan Anak
PERMAINAN ANAK
Permainan anak-anak tempo doeloe, yang disebut kaulinan barudak urang lembur, boleh dikata tidak dikenal lagi oleh anak-anak Bandung zaman sekarang. Anak-anak sekarang hamper semuanya sudah terbius oleh permainan elektronik, yang pada umumnya dimainkan di dalam rumah. Kemajuan teknologi permainan anak-anak dan komputer serta berkurangnya lahan terbuka telah mengubah pola bermain anak-anak di Kota Bandung.
Permainan anak-anak tempo doeloe yang kaya akan unsur imajinasi, kerjasama, dan pertemanan berpotensi untuk membentuk kepedulian sosial, kepekaan sosial, dan kecerdasan bagi sang anak menjelang usia dewasa
Jajangkungan
Permainan Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari kayu atau bamboo. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm dari ujung bawah tongkat. Beberapa pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama.Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain, seperti adu lari atau sepak bola.
Ada kalanya, penilaian hanya pada adu ketahanan berjalan di atas jajangkungan sambil saling menendang kaki jajangkungan lawan bermain. Pemain yang tejatuh dinyatakan kalah.
Paciwit - ciwit Lutung
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan diurutan teratas sambil melantunkan kawih : Paciwit-ciwit lutung…,
Si Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-ciwit Lutung…,
Si Lutung pindah ka tungtung.
Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata-mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan.
Gatrik
Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut "anak gatrik”. Anak gatrik diletakan dilubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, permainan dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap, jarang antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untuk menentukan pemenangnya.
Perepet Jengkol
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan, dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar kea rah kiri atau kanan menurut aba-aba si dalang , yang bertepuk tangan sambil melantunkan kawih : Perepet jengkol jajahean.., Kadempet Kohkol jejereten..
Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan.
Oray-orayan
Permainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman di depannya untuk membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan kawih :
Orany-orayan luar leor ka sawah..,
Tong ka sawah parena keur sedeng beukah
Orang-orayan luar leor ka kebon …,
Tong ka kebon aya barudak keur ngangon.
Sondah
Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain melompat-lompat dari kotak ke kotak berikutnya.
Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu, dan seterusnya.
PERMAINAN ANAK
Permainan anak-anak tempo doeloe, yang disebut kaulinan barudak urang lembur, boleh dikata tidak dikenal lagi oleh anak-anak Bandung zaman sekarang. Anak-anak sekarang hamper semuanya sudah terbius oleh permainan elektronik, yang pada umumnya dimainkan di dalam rumah. Kemajuan teknologi permainan anak-anak dan komputer serta berkurangnya lahan terbuka telah mengubah pola bermain anak-anak di Kota Bandung.
Permainan anak-anak tempo doeloe yang kaya akan unsur imajinasi, kerjasama, dan pertemanan berpotensi untuk membentuk kepedulian sosial, kepekaan sosial, dan kecerdasan bagi sang anak menjelang usia dewasa
Jajangkungan
Permainan Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari kayu atau bamboo. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm dari ujung bawah tongkat. Beberapa pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama.Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain, seperti adu lari atau sepak bola.
Ada kalanya, penilaian hanya pada adu ketahanan berjalan di atas jajangkungan sambil saling menendang kaki jajangkungan lawan bermain. Pemain yang tejatuh dinyatakan kalah.
Paciwit - ciwit Lutung
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan diurutan teratas sambil melantunkan kawih : Paciwit-ciwit lutung…,
Si Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-ciwit Lutung…,
Si Lutung pindah ka tungtung.
Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata-mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan.
Gatrik
Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut "anak gatrik”. Anak gatrik diletakan dilubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, permainan dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap, jarang antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untuk menentukan pemenangnya.
Perepet Jengkol
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan, dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar kea rah kiri atau kanan menurut aba-aba si dalang , yang bertepuk tangan sambil melantunkan kawih : Perepet jengkol jajahean.., Kadempet Kohkol jejereten..
Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan.
Oray-orayan
Permainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman di depannya untuk membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan kawih :
Orany-orayan luar leor ka sawah..,
Tong ka sawah parena keur sedeng beukah
Orang-orayan luar leor ka kebon …,
Tong ka kebon aya barudak keur ngangon.
Sondah
Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain melompat-lompat dari kotak ke kotak berikutnya.
Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu, dan seterusnya.
PARA WALIKOTA BANDUNG
E.A. Maurenbrecher (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1906-1907
R.E. Krijboom (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1907-1908
J.A. van Der Ent (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1909-1910
J.J. Verwijk (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1910-1912
J.J. Verwijk (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1910-1912
C.C.B. van Vlenier (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1912-1913
B. van Bijveld (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1913-1920
B. Coops
WALIKOTA TAHUN 1920-1921
S.A. Reitsma
WALIKOTA TAHUN 1921-1928
B. Coops
WALIKOTA TAHUN 1928-1934
Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr
WALIKOTA TAHUN 1934-1936
Mr. J.M. Wesselink
WALIKOTA TAHUN 1936-1941
R.A. Atmadinata
WALIKOTA TAHUN 1941-1945
R. Syamsoerizal
WALIKOTA TAHUN 1945-1947
Ir. Oekar Bratakoesoemah
WALIKOTA TAHUN 1947 - 1949
R. Enoch
WALIKOTA TAHUN 1949-1957
R. Priatna Kusumah
WALIKOTA TAHUN 1957 - 1966
R. Didi Djukardi
WALIKOTA TAHUN 1966 - 1968
R. Hidayat Sukarmadidjaja
WALIKOTA TAHUN 1968 - 1970
R. Otje Djoendjoenan Setiakusumah
WALIKOTA TAHUN 1971 - 1976
H.Utju Djoenaedi
WALIKOTA TAHUN 1976 - 1978
R. Husen Wangsaatmadja
WALIKOTA TAHUN 1978 - 1983
H. Ateng Wahyudi
WALIKOTA
TAHUN 1983 - 1988 - 1993
Drs.H. Matin Burhan
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1990 - 1993
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PERIODE 1983 - 1988 - 1993
H. Wahyu Hamidjaja
WALIKOTA
TAHUN 1993 - 1998
Drs.H. Matin Burhan
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1993 - 1995
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 1993 - 1998
H. AA Tarmana
WALIKOTA
TAHUN 1998 - 2003
Drs.HE.Soedarsono
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1995-2000
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 1998 - 2003
H. Dada Rosada .SH. Msi
WALIKOTA
TAHUN 2003 - 2008
H. Jusep Purwasuganda
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 2003 - 2004
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 2003 - 2008
WALIKOTA TAHUN 1906-1907
R.E. Krijboom (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1907-1908
J.A. van Der Ent (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1909-1910
J.J. Verwijk (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1910-1912
J.J. Verwijk (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1910-1912
C.C.B. van Vlenier (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1912-1913
B. van Bijveld (exofficio)
WALIKOTA TAHUN 1913-1920
B. Coops
WALIKOTA TAHUN 1920-1921
S.A. Reitsma
WALIKOTA TAHUN 1921-1928
B. Coops
WALIKOTA TAHUN 1928-1934
Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr
WALIKOTA TAHUN 1934-1936
Mr. J.M. Wesselink
WALIKOTA TAHUN 1936-1941
R.A. Atmadinata
WALIKOTA TAHUN 1941-1945
R. Syamsoerizal
WALIKOTA TAHUN 1945-1947
Ir. Oekar Bratakoesoemah
WALIKOTA TAHUN 1947 - 1949
R. Enoch
WALIKOTA TAHUN 1949-1957
R. Priatna Kusumah
WALIKOTA TAHUN 1957 - 1966
R. Didi Djukardi
WALIKOTA TAHUN 1966 - 1968
R. Hidayat Sukarmadidjaja
WALIKOTA TAHUN 1968 - 1970
R. Otje Djoendjoenan Setiakusumah
WALIKOTA TAHUN 1971 - 1976
H.Utju Djoenaedi
WALIKOTA TAHUN 1976 - 1978
R. Husen Wangsaatmadja
WALIKOTA TAHUN 1978 - 1983
H. Ateng Wahyudi
WALIKOTA
TAHUN 1983 - 1988 - 1993
Drs.H. Matin Burhan
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1990 - 1993
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PERIODE 1983 - 1988 - 1993
H. Wahyu Hamidjaja
WALIKOTA
TAHUN 1993 - 1998
Drs.H. Matin Burhan
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1993 - 1995
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 1993 - 1998
H. AA Tarmana
WALIKOTA
TAHUN 1998 - 2003
Drs.HE.Soedarsono
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 1995-2000
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 1998 - 2003
H. Dada Rosada .SH. Msi
WALIKOTA
TAHUN 2003 - 2008
H. Jusep Purwasuganda
WAKIL WALIKOTA
TAHUN 2003 - 2004
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA PERIODE 2003 - 2008
Langganan:
Postingan (Atom)